Rabu, 03 Juni 2009

Hukum Pensi dalam Pandangan Islam



Masa remaja adalah masa mencari jati diri, masa menggali potensi diri dan masa menemukan sensasi hidup yang paling berkesan. Beragam hal menarik juga senantiasa hadir, sehingga kehidupan remaja pastinya nggak cuma hitam putih doang. Apalagi kalo yang dibicarakan adalah kehidupan remaja SMA, pasti banyak spektrum yang muncul tuh! Beragam hal dilakukan remaja SMA untuk memperterang nyala spektrum mereka. Mulai dari mengikuti olimpiade akademis, ngeband, pacaran, atau mungkin tawuran ($#%@!!). Pokoknya yang bikin mereka hepi lah…

Kehidupan remaja SMA pastinya nggak jauh-jauh dari lingkungannya, yaitu sekolah. Sebagai lingkungan remaja SMA, sekolah memiliki andil yang besar dalam membentuk pola pikir dan pola perilaku mereka, baik dari advice para guru, maupun lewat acara-acara yang diadakan sekolah yang salah satunya adalah pensi yang akan kita bahas di sini.

>> Pentas Seni…

Jarang banget kita temui sekolah yang nggak mengadakan acara yang satu ini. Dalam pensi, para siswa diajak untuk unjuk kebolehan mereka, sehingga kreatifitas yang mereka miliki bisa teraplikasikan dalam kondisi yang baik. Selain itu, pensi merupakan langkah awal bagi para siswa untuk meraih prestasi dalam bidang tertentu. Pensi juga bisa mengangkat wibawa dan derajat sekolah. Dan masih banyak lagi keuntungan lainnya…

Ngomong-ngomong tentang sisi positif pensi, pasti ada sisi negatifnya juga dong. Disetujui atau nggak, pensi juga memiliki dampak negatif. Misalnya aja, sekolah bisa rugi secara finansial, siswa bisa lupa waktu dan yang paling parah bisa terjadi tindakan brutal seperti bentrokan massa dan pelecehan seksual seperti yang terjadi dalam acara-acara hiburan massa lainnya.

Kita - sebagai remaja SMA - tentunya kudu ati-ati dalam melakukan sesuatu karena apapun yang akan kita lakukan akan berdampak – positif atau negatif – pada diri kita. Tentunya kita pasti akan mengambil langkah yang cuma menyebabkan dampak positif aja. Pada kasus pensi ini, kita kudu menyeleksi beberapa hal yang ada di dalamnya sehingga kita cuma akan mendapatkan poin-poin positif yang juga cuma akan berdampak positif bagi kita.

Kalo kita lihat lebih detail lagi sebagai seorang muslim, poin positif tadi bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang diperbolehkan dalam Islam. Lalu keuntungan dan kerugiannya pun - kudu bin wajib – dipandang dari kacamata Islam. Hal lain yang kudu diperhatikan adalah bahwa kita - sebagai seorang muslim - boleh berpartisipasi dalam sebuah acara kalo kita mengetahui hukumnya. Namun kalo kita belum mengetahui hukumnya maka berpartisipasi dalam acara itu dilarang. Gimana? Udah clear belum? Untuk lebih jelasnya, berikut akan dijelaskan beberapa hal yang perlu diketahui khushushon bagi teenager seperti kamu! Pastinya dengan pandangan dari kacamata Islam.

>> The will, the way and the purpose, should be appropriate…

Seperti yang udah dijelaskan di atas, bisa dikatakan bahwa pensi diadakan untuk memperoleh manfaat dengan niat menumbuhkan kreatifitas siswa yang berpartisipasi. Ada dua poin yang bisa kita ambil dari pernyataan itu. Pertama, perlu diperhatikan bahwa kita – sebagai seorang muslim – kudu ta’at dan patuh terhadap perintah Allah, baik seruan-Nya maupun larangan-Nya. Artinya, landasan yang kita gunakan dalam hidup kita bukanlah untuk memperoleh manfaat (asas manfaat), melainkan apakah hal yang kita lakukan dibenarkan atau dilarang dalam Islam.

Kedua, kalo niatnya udah benar, apakah cara yang ditempuh juga udah benar?. Dalam Islam, niat dan cara kudu klop. Artinya, nggak cuma niatnya aja yang kudu benar, tetapi caranya pun juga kudu benar. Pastinya kebenaran dari niat dan cara tersebut mutlak kudu berasal dari peraturan Allah ‘Azza wa Jalla alias syari’at Islam. So, kalo pensi dilakukan untuk memperoleh manfaat dengan niat yang benar tetapi ditempuh dengan cara yang salah, ya… sama aja bo’ong. Bahkan bisa-bisa menambah tabungan dosa kita... Na’udzubillah (>_<)

>> The events, full of dark sides…

Berbagai acara menarik ada dalam pensi. Dance merupakan salah satu acara yang paling dinanti oleh mereka yang mengikuti acara itu. Menurut kebanyakan penonton, dance bisa bikin yang loyo menjadi semangat, yang manyun menjadi sumringah, and yang pasti bisa bikin yang ngantuk jadi insomnia. Padahal dance (umumnya) dimainkan oleh mereka yang mengenakan pakaian yang serba minimalis (ngirit kali ya...) sehingga mata para penonton terjebak pada artis alias aurat gratis. Allah SWT berfirman:

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (TQS Al A’raaf: 26)

Udah jelas kan? Kita dilarang untuk mengumbar aurat kita. Kemuliaan manusia dibanding dengan makhluk Allah yang lain adalah bahwa manusia memiliki akal. Apabila seseorang menggunakan akalnya untuk menyamai makhluk Allah yang lain (misalnya aja dengan binatang yang nggak berpakaian) maka bisa dikatakan bahwa orang tersebut nggak memiliki akal. Mode boleh aja terus berjalan, tetapi kalo menyamakan kita dengan binatang? Wah, bye-bye aja... Setuju?

Acara lain yang nggak kalah menarik adalah band. Berbagai macam aliran musik disuguhkan and nggak mau ketinggalan berbagai macam gaya menyanyi juga dipertontonkan. Band lokal, interlokal, internasional, SLJJ (loh?) pun dipersilakan untuk ikut memeriahkan pensi. Punk, bikin penonton menari "keasyikan" (saking asyiknya sampai nggak karuan). Pop and melankolis, bikin para "pasangan" semakin menjadi (baca: mesra). Pokoknya "komplit" deh (komplit rusaknya?). Tanya kenapa? Perlu kita ketahui, memang hukum menyanyi adalah mubah (diperbolehkan). Tetapi ingat, hukumnya jangan diambil setengah-setengah! Maksudnya hukum mubah disini pastinya menghukumi aktivitas bernyanyi dengan syarat-syarat tertentu. Apakah lagu-lagu yang dinyanyikan udah berlirik syar'i? Apakah si penyanyi udah menutup auratnya? Kalo belum, berarti hukumnya udah nggak mubah lagi bro, tetapi haram. Maha Benar Allah yang berfirman:

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (TQS Luqman: 6)

Lho, bagaimana dengan hadits riwayat Ruba'i binti Mu'awwidz bin Afra yang satu ini:

Nabi SAW mendatangi pesta perkawinanku, lalu beliau duduk di atas dipan seperti dudukmu denganku, lalu mulailah beberapa orang hamba perempuan kami memukul gendang dan mereka menyanyi dengan memuji orang yang mati syahid pada perang badar. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka berkata, "Di antara kita ada Nabi SAW yang mengetahui apa yang akan terjadi kemudian.” Maka Nabi bersabda: "Tinggalkan omongan itu. Teruskanlah apa yang kamu (nyanyikan) tadi." (HR Al Bukhari, dalam Fathul Bari III:113 dari Aisyah ra.)

Tuh, nyanyian dibolehin... Eits! Bentar bro, lihat dulu baik-baik. Dalam hadits tersebut diperbolehkan menyanyi dalam kondisi tertentu. Bisa dilihat dari segi waktu perayaan yaitu pada waktu pesta pernikahan dan hari raya. Lalu dari segi konteks lagu yang berlirik Islami, ajakan untuk ibadah, atau seruan untuk berdakwah. Dan dari segi kondisi tempat acara tersebut dimana nggak ada percampuran cowok-cewek, nggak ada yang buka aurat, nggak ada yang pacaran, pokoknya nggak ada maksiat lah! Gimana? Udah jelas kan?

>> The place and the condition, make a lot of chances…

Dalam pensi, jarang banget tempat penonton cowok dan cewek dipisahkan (bahkan nggak ada kali ya?!) Nggak mode bro kalo dipisah...! Toh yang ada di sana nggak cuma muslim doang, iya kan?! Iya… Iya… Itu memang nggak salah. Kembali ke laptop! Dalam pandangan Islam, campur-baur antara lawan jenis (ikhtilat) diperbolehkan pada 3 jenis tempat, yaitu tempat pendidikan (sekolah, perpustakaan, dll…), tempat berobat (rumah sakit, klinik, apotek, dll…) dan tempat umum (kantor, pasar, angkot, dll…). Itupun dengan syarat diantaranya kita kudu tetap menjaga aurat, pandangan, adab berbicara, dan adab beribadah. Kalo syarat-syarat tersebut nggak dipenuhi maka hukum ikhtilat menjadi haram.

Lalu kalo kita lihat dengan pandangan umum, banyak dampak negatif yang terjadi kalo ikhtilat dilakukan tanpa memenuhi syarat di atas. "Pasangan" yang ada semakin mesra yang akhirnya bisa-bisa merambah ke free $#X. Astaghfirullah! (#_#). Lalu karena terdapat banyak kesempatan dalam keleluasaan, maka para penonton bisa aja dengan mudah berbuat hal-hal di luar kontrol baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Ini bukannya berpikiran yang nggak-nggak loh! Tetapi memang ini merupakan suatu hal yang perlu untuk dikhawatirkan. Dari sini aja udah keliatan, bahwa dengan adanya pensi spektrum remaja sekolah nggak akan semakin terang, melainkan akan memunculkan warna hitam yang akhirnya akan menyerap warna yang lainnya. Hiii... Serem...

>> The time, ironic…

Waktu yang tepat untuk pensi adalah sebelum maghrib hingga tengah malam. Cuma karena ada penampilan para pengisi acara, waktu yang seharusnya kita gunakan untuk menunaikan kewajiban kita, yaitu sholat, malah terabaikan. Jangankan menunaikan, menyempatkan diri untuk mendengarkan adzan aja nggak dilakukan. Padahal penunaian sholat kudu tepat waktu dan berjama'ah bagi kaum ikhwan alias cowoknya, kecuali ada udzur yang syar’i. Banyak hadits yang menjelaskan tentang hal tersebut, beberapa diantaranya yaitu:

Dari Ibnu Abbas ra., bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa mendengar panggilan adzan namun tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, terkecuali karena udzur (yang dibenarkan dalam agama)'.

(HR Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya, hadits shahih)

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Telah datang kepada Nabi SAW seorang lelaki buta, kemudian ia berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang yang bisa menuntunku ke masjid.” Lalu dia mohon kepada Rasulullah SAW agar diberi keringanan dan cukup shalat di rumahnya. Maka Rasulullah SAW memberikan keringanan kepadanya. Ketika dia berpaling untuk pulang, beliau memanggilnya, seraya berkata, "Apakah engkau mendengar suara adzan (panggilan) shalat?” Ia menjawab, "Ya.” Beliau bersabda, "Maka hendaklah kau penuhi (panggilah itu).” (HR Muslim)

Ironis memang kalo cuma karena setitik kesenangan aja kita rela menghianati Tuhan kita. Padahal beragam kenikmatan telah dilimpahkan kepada kita tanpa kudu membayar. Perlu disadari, bahwa sebenarnya Allah tidak membutuhkan ibadah kita, melainkan kita yang sebenarnya membutuhkannya. Butuh untuk kehidupan akhirat kita, butuh untuk pencapaian harapan kita setelah berakhirnya kehidupan dunia ini, yaitu untuk bisa mendapatkan kebahagiaan yang abadi.

>> So…

Berdasarkan penjelasan tadi, udah jelas kalo pensi yang merupakan ajang kreasi mustahil bisa ngebentuk pola pikir and perilaku remaja jadi lebih baik atau bahkan jadi Islami. Mustahil untuk bisa memperterang warna dalam spektrum kehidupan remaja sekolah, yang ada justru mengurangi. Dan mustahil bisa mengarahkan potensi dan kreativitas para remaja ke arah yang positif kalo acaranya nggak syar’i. Bukannya syari'at yang kudu mengikuti pensi, tetapi pensi yang kudu mengikuti syari'at.

Manfaat yang dielu-elukan ternyata nggak sepadan dengan dampak negatif yang ada. Nggak cuma itu, hal-hal negatif yang ada bukanlah hal-hal yang negatif dalam pandangan umum, tetapi negatif karena bertentangan dengan syari’at. Melihat hal itu, masihkah kita tetap mempertahankan pensi?

Ingat! Kita sebagai muslim mempunyai konsekuensi loh! Yaitu mematuhi segala aturan yang telah diturunkan oleh Allah. Sadar nggak kalo sebenarnya setiap sholat, kita berikrar kepada-Nya?

Innassholaati wa nusuki wa mahyaayaa wa mamaati lillaahi rabbil 'aalamiin.

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk (Allah) Tuhan semesta alam.

Udah ditepati belum janjinya? Janji kita kepada Pencipta kita. Janji yang setiap hari kita ucapkan. Kalo belum, udah waktunya kita berbenah diri. Be the real moslem! Tentunya dengan menerapkan syari'at dan menjauhi maksiat! OK?

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan RasulNya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan”

Wallahu a’lam bishshawab.