Rabu, 08 Juli 2009

Cinta Hakikilah Dasarnya...


Kisah tragis kembali lagi mengisi kolom berita media massa. Hampir semua stasiun televisi menayangkan cerita pilu ini. Bahkan berita-berita di halaman muka situs-situs yang ada seakan-akan digusur seiring munculnya kabar menyedihkan itu. Tak mau kalah, ibu-ibu rumah tangga juga senantiasa berpartisipasi menghebohkannya. Sehingga terdapatlah berbagai macam tanggapan masyarakat tentang masalah ini, ada yang merasa iba, sedih, malahan ada juga yang merasa biasa-biasa saja.
Warta tidak menyenangkan ini datang dari kehidupan model belia kelahiran Jakarta, Manohara Odelia Pinot. Mano, nama panggilan dari artis cantik ini, diduga telah mengalami KDRT alias Kekerasan Dalam Rumah Tangga sejak berumah tangga dengan Tengku Temenggong (baca: Tumenggung) Muhammad Fakhry Petra. Pangeran asal negeri jiran itu, telah merenggut manisnya kehidupan Mano dengan memperlakukannya secara tidak wajar sebagai seorang istri, atau bahkan bisa dikatakan sebagai seorang manusia. Mulai dari siksaan secara mental sampai siksaan secara fisik kerap kali disuguhkan kepada Mano. Bak burung dalam sangar, Mano pun tak kuasa untuk lari dari jeratan rentetan drama pilu yang dialaminya. Sebelum sampai pada akhirnya, ia lepas dan berhasil kembali ke pelukan sang ibunda tercinta, Daisy Fajarina.
Keberhasilan Mano kembali ke Indonesia tak lepas dari kerja kerasnya dalam mengabarkan penderitaannya kepada para kerabatnya. Salah satunya yaitu pengaduannya kepada ibunya melalui telepon yang disampaikan dalam bahasa Perancis, sehingga pada waktu itu orang-orang Kelantan tidak menyadarinya. Negara Singapura dan Amerika juga ikut andil dalam melonggarkan cekikan penderitaan yang ada pada Mano, sehingga ia bisa sedikit bernafas lega. Namun ironisnya KBRI yang ada di Malaysia -yang notabene akan membantu masalah WNI yang ada di negeri jiran- seakan-akan acuh tak acuh terhadap masalah ini, bahkan ia membelokkan kabar tentang keadaan sebenarnya yang dialami Mano.
Perjuangan Mano masih belum selesai sampai ia bisa membuktikan kejahatan yang dilakukan oleh suaminya sehingga keadilan akan bisa diperolehnya. Namun sepertinya Mano bisa sedikit tenang karena akhir-akhir ini bukti-bukti yang ada semakin banyak, apalagi dengan adanya bukti visum dari RSCM.
Sebenarnya peristiwa kekerasan seperti ini (baca: KDRT) seringkali terjadi. Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu penyebabnya adalah ketidakpahaman istri ataupun suami dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Pastinya pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman secara islam, yaitu pemahaman yang didasarkan pada aturan-aturan Islam. Karena sudah terbukti, bahwa jika sepasang suami istri telah memahami hakikat sebagai seorang istri atau suami (dalam pandangan islam), maka tidak akan kita dapati bahwa mereka mengalami kekacauan dalam rumah tangga, malah yang ada kesejahteraan, kebahagiaan, dan kerukunan lah yang senantiasa memayungi kehidupan keluarga mereka. Nah, sekarang pertanyaannya, apa saja yang harus dipahami? dan bagaimanakah sebenarnya pemahaman itu didapat?
Islam, tidak melarang kita untuk mencintai seseorang. Bahkan Islam menganjurkan kita untuk dapat mengaplikasikan rasa cinta kita dengan menikah, seperti yang telah dicontohkan Rasulullah saw. Karena memang manusia itu makahluk sosial, bukanlah makhluk individu. Setiap insan pasti membutuhkan seorang sahabat sebagai tempat curhat, seorang kawan untuk berbagi, seorang teman untuk mendengarkan keluh kesah, dan seorang kekasih untuk disayangi. Sehingga didapatlah rasa cinta itu merupakan suatu kebutuhan. Jadi, tidaklah mengherankan jika ketika cinta kita dikhianati kita merasa gelisah atau lebih parah lagi kita tidak mau hidup di dunia ini lagi, na’udzubillaah.
Cinta, merupakan salah satu senjata setan yang ampuh untuk melumpuhkan manusia, mengajak mereka kepada kesesatan sehingga sampailah pada jurang kenestapaan, yaitu siksa neraka. Namun cinta juga merupakan salah satu tameng serangan setan yang paling mujarab, cinta itu tak lain adalah cinta hakiki, cinta kepada Allah Swt. Segala bentuk perangkap setan pasti akan tidak mempan jika dalam hati seseorang telah tumbuh bersemi cinta hakiki. Orang tersebut akan senantiasa menjadikan cinta kepada Allah sebagai cinta dasar dari berbagai macam perasaan cinta nya kepada yang lain. Selain itu, dengan sendirinya ia juga akan berperangai baik karena jika ia telah cinta kepada Allah maka ia akan juga cinta kepada Muhammad saw, sebagai manusia yang paling dicintai Allah. Ia akan selalu berusaha untuk meneladani Rasulullah saw, ia akan selalu istiqomah dalam menjalani aktivitas dakwahnya, ia akan selalu ikhlas jika ia berbuat sesuatu, dan berbagai macam perilaku mulia lainnya.
Cinta hakiki, tidaklah datang begitu saja layaknya durian runtuh. Cinta hakiki akan datang menyelimuti hati seseorang jika ia telah berikhtiar dan berdo'a. Ikhtiar untuk mendapatkan cinta hakiki tidaklah harus susah payah (baca: memaksa), yang terpenting ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik dan meyakini bahwa setelah kehidupan ini ada kehidupan akhirat yang siap menanti. Berdo'a agar hidayahNya terlimpah juga merupakan salah satu kunci terbukanya gerbang hati untuk masuknya cinta hakiki.
Paparan mengenai cinta di atas, secara tidak langsung telah menjawab problematika dalam kehidupan keluarga. Jika sebuah keluarga dibangun atas dasar cinta kepada Allah maka yang ada adalah KKKDRT (Kerukunan, Kebahagiaan dan Kesejahteraan Dalam Rumah Tangga). Seorang suami akan selalu berusaha menjalankan kewajibannya dengan penuh tanggungjawab, begitu pula seorang istri. Suami akan selalu mengayomi istrinya dari sesuatu yang baik-baik, begitu pula sebaliknya, istri juga akan memberikan pelayanan yang mutakhir untuk sang suami tercinta. Saling mendukung dalam menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah menjadi prioritas utama. Jadi, jika terjadi masalah, maka akan dapat diselesaikan dengan cepat, tanpa melalui proses yang akan menambah masalah menjadi rumit. Jika terjadi kesalahan, maka mereka akan menjadikannya sebagai sebuah pelajaran, sehingga kehidupan keluarganya akan semakin bahagia.
Begitulah islam mengatur masalah cinta. Islam akan secara bijak menangani masalah-masalah yang ada, apalagi yang berkaitan dengan cinta. Islam akan menjadikan masalah-masalah sebagai sebuah hidayah. Sebuah hidayah indah yang tak terlukiskan dengan apapun. Sehingga tak perlu diragukan , tidak perlu dipertanyakan, apalagi dipermasalahkan lagi jika Islam adalah Rahmatan lil 'alamin. []