Minggu, 28 Desember 2008

GREAT WISH



Memandangi indahnya keelokan gradasi warna langit sore, merasakan betapa segarnya udara yang menyeruak ke dalam tubuh, dan mendengar lantunan murattal juz 'amma yang sudah tak asing lagi di telingaku, membuat hati semakin tenang dan tentram, namun tetap saja tak dapat menghilangkan rasa itu. Rasa yang terlahir dari adonan kesedihan yang mendalam. Rasa yang mungkin hanya dirasakan oleh orang-orang tepilih. Terpilih atas perjuangan keras sebuah perjalanan panjang namun termudahkan dengan kesadaran mulia. Dan seiring disiplinnya sang waktu untuk berputar, rasa itu semakin menyebar ke dalam pembuluh darah dan semakin ke dalam, menguasai setiap DNA-DNA yang tersebar di setiap organ ketika diri terhentak oleh lantunan takbir yang dengan teganya saling bersahut-sahutan membenturkan dirinya tuk memaksa keluar sang frekuensi getaran si gendang telinga. Adzan maghrib pun menyambut, terselirkan angin sepoi-sepoi, menambah tebal iman sang qalbu, memaksa si mata terpejam tuk beri kesempatan diri kirimkan sepucuk surat untuk Allah, saratkan pengharapan besar sebuah kemurnian iman. Pengharapan akan kesempatan dan kesehatan untuk berlimpah pada pejuangNya, agar dapat kembali rasakan berjuta keindahan dan kemuliaannya. "balighna ramadhana ya Allah..."

Tidak ada komentar: